Mengenal Lebih Dekat Dengan PLS...Mengenal Lebih Dekat Dengan PLS...Mengenal Lebih Dekat Dengan PLS...Mengenal Lebih Dekat Dengan PLS...Mengenal Lebih Dekat Dengan PLS...Mengenal Lebih Dekat Dengan PLS...Mengenal Lebih Dekat Dengan PLS...Mengenal Lebih Dekat Dengan PLS...Mengenal Lebih Dekat Dengan PLS...Mengenal Lebih Dekat Dengan PLS...Mengenal Lebih Dekat Dengan PLS...Mengenal Lebih Dekat Dengan PLS...

Minggu, 13 Februari 2011

Keaksaraan Fungsional di Jogja

Oleh: Fauzi Eko Pranyono


Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memang bukan merupakan kantong buta aksara, walaupun merupakan salah satu dari sepuluh provinsi yang memiliki tingkat buta aksara yang tinggi. Menurut data Biro Pusat Statistik jumlah penduduk buta aksara Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2005 sebanyak 340.661 jiwa (13,28% dari penduduk kelompok umur 15 tahun ke atas) dan menurun pada tahun 2006 sebanyak 270.174 jiwa (15,57%). Data tersebut berbeda dengan data yang diperoleh Dinas Pendidikan Provinsi DIY, yaitu 103.141 jiwa penduduk pada tahun 2006.
Secara substansial materi yang disampaikan belum mengacu pada standar kompetensi keaksaraan tingkat dasar. Pada sebagian besar kelompok, tutor menyampaikan materi yang semestinya diberikan pada tingkat lanjutan. Misalnya kompetensi membaca cukup membaca kalimat sederhana, belum dalam paragraf (beberapa kalimat); kompetensi berhitung cukup sampai bilangan 100 dan belum ada perkalian dan pembagian (cukup pengurangan dan penjumlahan)